Friday, October 1, 2010

01 OKTOBER 2010



Share
Pandangan Iman ( View by Faith )
JUM’AT, 1 OKTOBER 2010
IBRANI 12:1-17
 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memi kul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia , yang sekarang duduk disebelah kanan takhta Allah (ayat 2). 

Iman dan penderitaan. Iman yang benar jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, tapi kemurniannya perlu lebih dahulu diuji, dan ujian terhadap iman itu seringkali melalui penderitaan. Itulah sebabnya perlu ketekunan dalam mempertahankan iman. Akan tetapi, sekalipun iman kita harus diuji dengan penderitaan, namun Allah memperlakukannya seperti seorang bapa yang mendidik anaknya. Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Tidak ada yang namanya anak yangbebas dari dari ganjaran.Memang sakit dan menimbulkan dukacita pada awalnya, tapi itu kemudian akan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab Allah menghajar demi kebaikan kita sendiri, yakni supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Jika demikian adanya, kita justru harus bersyukur jika iman kita menghadapi tantangan, bersyukur bila karena iman kita harus mengalami penderitaan. Jangan menjadi lemah dan putus asa bila menghadapi tantangan iman. Ingatlah bagaimana Yesus telah lebih dahulu menderita begitu rupa supaya kita beroleh anugerah keselamatan melalui iman. Tanggalkan semua dosa yang merintangi, berlom balah dengan tekun dalam perlombaan iman yang diwajibkan, dan lakukanlah semuanya itu dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Ujilah diri sendiri, apakah kita tetap tegak dalam iman meskipun menghadapi berbagai tantangan, yakinlah bahwa Kristus Yesus ada didalam kita, sebab jika tidak demikian, kita tidak tahan uji (2 Korintus 13:5).
TUJUKAN IMAN DAN PENGHARAPAN KITA KEPADA ALLAH.

Friday, 1 OCTOBER 2010
HEBREW 12:1-17
“Let us do it with eyes that turned to Jesus, who leads us in faith, and who brought it to the perfection of our faith, which by ignoring diligently carried the cross dressing humiliation joy reserved for him who now sits right next to the throne of God (verse 2 .) Faith and suffering. True faith is much higher in value than gold which perishes, but purity will need first to be tested, and the testing of faith is often through suffering. That is why the necessary diligence in maintaining the faith. However, even our faith must be tested by suffering, but God treated him like a father who educate their children. Whom the Lord loved him and reproves him as a child. There is no such thing as a child that is free from punishment. it was sick and causing grief at first, but it will then produce the fruit of truth that gives peace to those who were trained by him. For God’s chastening for our own good, namely that we should be a participant in His holiness. If so, we would be grateful if we face the challenge of faith, because faith grateful if we have to experience suffering. Do not become weak and discouraged when faced with the challenge of faith. Remember how Jesus had suffered so much in advance so that we might receive the gift of salvation through faith. Uninstall all the sins that hinder, run with patience the race of faith is required, and do it all with eyes fixed on Jesus. Examine yourself, whether we remain upright in faith despite facing various challenges, rest assured that Jesus Christ is in us, because if not, we fail the test (2 Corinthians 13:5).
GO OUR FAITH AND HOPE TO GOD ONLY

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 01 OKTOBER 2010
your ad here

Thursday, September 30, 2010

30 SEPTEMBER 2010



Share
Landasi dengan Iman ( Based on Faith )
KAMIS, 30 SEPTEMBER 2010
IBRANI 11:1-40
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (ayat 6).  Sederetan tokoh-tokoh iman ditampilkan disini, dimana mereka adalah nenek moyang bangsa Israel, dan masih banyak lagi tokoh iman dari pelaku sejarah, yakni para  pemimpin mereka yang tidak mungkin akan dituliskan semua. Mereka adalah orang-orang yang meyakini bahwa  Allah itu ada sehingga merekapun juga melakukan hal-hal diluar kebiasaan dan nalar manusia. Karena kepercayaan mereka kepada Allah dan keyakinan bahwa Allah akan memberi upah untuk segala hal yang mereka perbuat, maka merekapun juga rela menderita karenanya. Satu contoh adalah Abraham, dimana Allah berjanji akan membuat keturunannya sebanyak bintang dilangit dan pasir dilaut, tapi karena iman ia rela mempersembahkan anak satu-satunya karena Allah memintanya. Dan keyakinannya kepada Allah tersebut akhirnya benar-benar menghasilkan bangsa yang dikasihi Tuhan dan ia sendiri disebut bapa orang beriman. Menjadi tokoh iman bukan hanya bagi mereka yang telah lalu, tapi juga bagi kita, orang beriman sekarang ini. Iman itu sendiri didasari keyakinan bahwa Allah itu ada dan Ia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari dan melakukan kehendak-Nya. Iman bukan hanya dalam kata-kata saja, iman akan disebut benar-benar sebagai iman ketika keyakinan tersebut ditunjukkan dalam perbuatan. Jika kita benar-benar yakin bahwa Allah akan memberi upah, maka kita akan melakukan apa yang menjadi  kehendak-Nya dengan penuh pengharapan dan sukacita, itulah iman. Buktikan kemurnian iman kita, yakni melalui perbuatan-perbuatan dan bukan iman dalam kata-kata saja, sebab ketahuilah bahwa iman yang benar, jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana (1 Petrus 1:7).
LAKUKAN PERJUANGAN YANG BAIK DENGAN IMAN. 

 THURSDAY, 30 SEPTEMBER 2010
HEBREW 11:1-40
But without faith it is impossible person acceptable to God. For whoever would draw near to God must believe that God exists and that God rewards those who earnestly seek Him “(verse 6). A line of faith figures shown here, where they are the ancestors of Israel, and many other faith leaders from the perpetrator’s history, that their leaders are not likely to be written all. They are people who believe that God exists, so they also do things out of habit and human reason. Because of their belief in God and faith that God will reward for everything they do, then they are also willing to suffer for it. One example is Abraham, where God promised to make his descendants as the stars in the sky and sea sand, but by faith he willingly offered his only son because God asked him. And his belief in God is finally actually produce a nation that loved God and he himself called the father of the faithful. Being leaders of faith is not just for those who have past, but also for us, believers today. Faith itself is based on the belief that God exists and He rewards those who earnestly seek and do His will. Faith is not just in words alone, faith really be called as a faith when the faith shown in deeds. If we truly believe that God will reward, then we will do what is His will with great hope and joy, that’s faith. Prove the purity of our faith, namely through deeds rather than faith in words only, because you know that true faith, much higher value than perishable gold (1 Peter 1:7).
DO  A  GOOD FIGHT WITH FAITH.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 30 SEPTEMBER 2010
your ad here

Wednesday, September 29, 2010

29 SEPTEMBER 2010



Share
Buah Ketekunan ( Result from Perseverance )
RABU, 29 SEPTEMBER
IBRANI 10:19-39
“Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memper    oleh apa yang dijanjikan itu” (ayat 36). 

Hasil dari pengorbanan Kristus bagi dunia pada umumnya adalah keselamatan bagi setiap orang yang percaya. Dan kedalam, bagi setiap orang yang telah percaya adalah ter bukanya jalan ke dalam tempat maha kudus sehingga kita dapat masuk ke tempat maha kudus dengan penuh keberanian. Lagi, kita memiliki Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah yang oleh-Nya kita beribadah kepada Allah. Untuk itu hendaknya setiap orang percaya menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh. Dengan semua kenyataan tersebut kita dituntut untuk hidup dalam ketekunan: tekun dalam berbuat baik, tekun dalam beribadah, tekun dalam penderitaan karena kebenaran, dan tekun dalam menantikan kedatangan-Nya yang ke dua kali. Tekun dalam beribadah berarti tidak menjauhkan diri dalam pertemuan ibadah. Tekun menanti berarti yakin bahwa saat kedatangan-Nya kedua kali sudah sangat dekat. Tekun menderita karena kebenaran berarti kita yakin akan pembelaan Tuhan. Dan tekun berbuat baik berarti kita tahu bahwa Tuhan akan memberi upah kepada setiap orang menurut perbuatannya. Kebalikan dari semuanya itu adalah sengaja berbuat dosa, dan itu berarti peng hinaan terhadap Roh kasih karunia, menganggap najis darah perjanjian dan menginjak-injak Allah. Akibat nya adalah kematian yang mengerikan. Sementara ketekunan akan mengakibatkan pemenuhan dari segala sesuatu yang telah Allah janjikan. Dan tidak ketinggalan bertekunlah dalam tanda iman yang hidup. Ada hasil yang luar biasa bagi setiap orang yang mau bertekun, seperti Allah memulihkan keadaan Ayub dengan luar biasa, maka berbahagialah orang yang hidup dalam ketekunan (Yakobus 5:11).
 KETEKUN AN MENIMBULKAN TAHAN UJI.

WEDNESDAY, 29 SEPTEMBER
HEBREW 10:19-39

For you need endurance, so that after you do the will of God, you are treated by what was promised” (verse 36). Results from the sacrifice of Christ for the world at large is salvation for everyone who believes. And into, for everyone who has believed the road was opened into the most holy place so that we can enter the most holy place with great courage. Again, we have a high priest as head of the house of God through whom we worship God. Therefore should every believer to God with a sincere heart in full assurance of faith. With all these facts we are required to live in perseverance: diligent in doing good, persevere in prayer, persevering in suffering because of righteousness, and diligent in looking forward to his arrival the second time. Diligent in worship means not distance themselves in worship attendance. Diligently waiting means certain that his arrival had been very close second. Diligent suffer because the truth means that we believe will be a defense of God. And diligent in doing good that we know that the Lord will reward everyone according to his deeds. The opposite of everything that is deliberate sin, and that means lawyers insult to the Spirit’s grace, considered unclean blood of the covenant, and trample on God. His result is a horrible death. While perseverance will lead to the fulfillment of everything God has promised. And do not miss persevere in a sign of living faith. There is a tremendous result for everyone who want to persevere, as God restored Job with extraordinary circumstances, so blessed are those who live in perseverance (James 5:11).
PERSEVERANCE CREATE RESISTANT TEST

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 29 SEPTEMBER 2010
your ad here

Tuesday, September 28, 2010

28 SEPTEMBER 2010



Share
Mau susah atau mudah ( Want hard or easy )
SELASA, 28 SEPTEMBER 2010
IBRANI 10:1-18
 “Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa” (ayat 18).

Hukum Taurat hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang dan tidak mungkin menyempurnakan mereka yang ada didalamnya. Hal itu dibuktikan dengan dipersembahkannya korban yang sama setiap tahun terus menerus. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa, tapi justru oleh korban-korban tersebut orang diperingatkan akan adanya dosa. Dan sesungguhnya, Allah tidaklah menghendaki korban dan persembahan yang demikian, bahkan tidak ber kenan atasnya meskipun dipersembahkan menurut hkum Taurat. Maka Kristus datang untuk melakukan kehendak Allah, Ia mempersembahkan diri-Nya karena dosa, satu kali untuk selama-lamanya, yang dengan demikian mengadakan pengampunan dan pendamaian karena dosa. Oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Korban Kristus menghadirkan suatu perjanjian yang baru dimana Allah tidak lagi menuliskan hukum-hukum-Nya pada loh batu, tapi menaruh hukum-Nya dalam hati dan menuliskannya dalam akal budi orang yang percaya, dan Ia tidak lagi menging at dosa dan kesalahan. Jadi karena Kristus yang mau melakukan kehendak Allah, maka Allah mengadakan pengampunan dosa ganti segala korban dan persembahan. Kalau ada yang mudah mengapa cari yang susah? Hanya dengan mengaku dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan kita menerima anugerah keselama tan, dan jika Allah sudah menyediakan pengampunan, mengapa kita mau susah-susah mempersembahkan korban karena dosa? Sebab Allah itu setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan ketika kita mau mengaku dosa (1 Yohanes 1:9).
 PADA TUHAN ADA KASIH SAYANG DAN KEAMPUNAN.

TUESDAY, 28 SEPTEMBER 2010
HEBREW 10:1-18
“Now where it is no forgiveness, no more offering for sin” (verse 18). Law is just a shadow of salvation that will come and not be perfect they contained. This was evidenced with the same offerings every year continuously. For no blood may be bull or ram blood away sins, but that those sacrifices are a reminder of sin. And verily, Allah does not want sacrifice and offering that so, even though it was Kenan hkum offered according to the Torah. So Christ came to do God’s will, He offered Himself for sin, once and for all, thereby holding forgiveness and atonement for sins. By one sacrifice he has perfected for ever them that He is holy. The sacrifice of Christ brings a new covenant where God no longer write his laws on stone tablets, but put his law in our hearts and minds of people write in a trust, and he no longer menging at sin and error. So because of Christ who want to do the will of God, God entered into the remission of sins instead of all the victims and offerings. If there was an easy why look for that hard? Only by confessing and believing that Jesus is Lord we receive the gift of salvation, and if God has provided forgiveness, why we would bother to offer sacrifices for sin? Because God is faithful and just to forgive all our sins and purify us from all unrighteousness when we want to confess sins (1 John 1:9).
ON GOD AND THERE AFFECTION FORGIVENESS

------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 28 SEPTEMBER 2010
your ad here

Saturday, September 11, 2010

11 SEPTEMBER 2010



Share
Layak disembah ( Worthy to be Praised )
SABTU, 11 SEPTEMBER 2010
IBRANI 1:5-14 
“Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung kedunia, Ia berkata: “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia” (ayat  6).  Penulis kitab Ibrani terus menunjukkan keunggulan dari sang Anak Allah diantara makhluk-makhluk sorgawi lainnya. Malaikat Allah tidaklah lebih dari roh-roh yang melayani, yang diutus Allah untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan, sekalipun mereka juga memiliki kekuatan adikodrati. Semua kekuatan dan kuasa yang dimiliki oleh para malaikat itu sungguh tetap tidak sebanding kekuatan, kuasa dan kemuliaan sang Anak Allah. Bahkan kepada para malaikat tersebut dan juga seisi sorga, mereka harus sujud menyembah kepada sang Anak Allah. Tidak ada yang dapat disamakan atau disejajarkan diantara para makhluk sorgawi tersebut dengan sang Anak Allah, sama seperti nama yang diberikan kepada-Nya adalah Nama diatas segala nama, Dialah Yesus Kristus Tuhan.  Dengan demikian layaklah Ia untuk disembah, layak Ia untuk dipuja oleh semua makhluk, bukan hanya yang disorga tapi juga yang dibumi. Maka jika saat ini kita menjadi penyembah dan pemuja sang Anak Allah, itu adalah tindakan yang benar. Adalah suatu kebodohan jika seluruh makhluk di sorga saja harus menyembah Anak Allah, tapi kita sujud menyembah makhluk sorgawi lainnya yang sudah jelas lebih rendah kedudukannya, apalagi menyembah seorang manusia. Hanya Dialah yang layak untuk menerima segala pujian, hormat syukur dan kemuliaan sampai selama-lamanya, karena Dialah Allah yang mencipta kan alam semesta dan semua yang ada didalamnya. Karena itu takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia serta sujudlah menyembah Dia yang telah menjadikan lagit dan bumi dan laut dan semua mata air (Wahyu 14:7).
SEMBAHLAH TUHAN DALAM ROH DAN KEBENARAN. 

SATURDAY, 11 SEPTEMBER 2010
HEBREW 1:5-14
                     
And when He brought His Son is also the firstborn into the world, he said:” All the angels of God worship Him “(verse 6). The writer of Hebrews continues to demonstrate superiority of the Son of God among the other heavenly creatures. Angel of God is no more than the spirits who serve, sent by God to serve those who need to obtain salvation, even if they also had supernatural power. All power and authority possessed by the angels that really remains is not comparable strength, power and glory of the Son of God. Even to the angels and also the whole heaven, they have worshiped the Son of God. Nothing can be compared or ranked among the heavenly beings is with the Son of God, the same as the name given to him is the Name above all names, it was Jesus Christ the Lord. He thus worth to be worshiped, He is worthy to be worshiped by all living beings, not just those in Heaven but also the earth. And if today we become worshipers and worshipers of the Son of God, it was the right move. It is a folly if all creatures in heaven alone shall worship the Son of God, but we have worshiped other heavenly beings who are obviously lower position, let alone worship a man. Only One worthy to receive all the praise, respect and gratitude to the glory forever, because He is God who creates a universe and all that exists therein. Therefore fear God and glorify Him and fell down and worshiped Him who made heaven and earth, the sea and the fountains of water (Revelation 14:7).
WORSHIP GOD IN SPIRIT AND TRUTH.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 11 SEPTEMBER 2010
your ad here

Friday, September 10, 2010

10 SEPTEMBER 2010



Share
Percaya pada Anak ( Believe in Children )
JUM’AT, 10 SEPTEMBER 2010
IBRANI 1:1-4

“Maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta ”(ayat 2).  Penulis surat Ibrani masih menjadi misteri hingga saat ini, sebagian ahli theologi berpendapat bahwa Paulus yang menulisnya, sedang sebagian lagi berpendapat yang lain lagi. Memang surat Ibrani sedikit berbeda dengan surat-surat lainnya, istimewa dengan surat-surat Paulus karena tidak ada kepala surat dalam surat Ibrani ini. Akan tetapi pikiran-pikiran Paulus juga tergambar jelas dalam isi surat Ibrani. Surat Ibrani ditujukan bukan hanya kepada satu golongan, tapi kepada orang percaya pada umumnya. Di buka dengan menampilkan sang Anak yang adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud-Nya yang berhak menerima sgala yang ada. Melalui sang Anak pulalah Allah pada zaman akhir ini berbicara kepada kita orang percaya. Karya sang Anak yang rela mengorbankan diri-Nya sendiri untuk mengadakan penyucian dosa pada akhirnya Ia didudukkan disebelah kanan Yang Maha Besar dan dikaruniakan Nama diatas segala nama. Dan jika Allah telah berbicara melalui Anak-Nya, maka bagian kita adalah percaya kepada sang Anak dan juga mempercayai setiap firman-Nya. Maka sebelum lebih jauh kita menggali isi kitab Ibrani, mari lihat kepada diri sendiri adakah kita telah sungguh-sungguh percaya kepada sang Anak dan kepada Firman-Nya. Dan sekarang kita patut lebih bersyukur lagi bila firman-Nya yang berkuasa itu bisa kita dengar dan terima melalui hamba-hamba yang Ia pilih dan urapi. Jadi Dia adalah Allah yang tidak pernah kehilangan cara untuk menyatakan diri kepada umat-Nya. Injil itu telah dicatat dan segala pekerjaan Yesus yang membuktikan bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah, ada tertulis didalamnya, maka berbahagialah setiap orang yang percaya kepada berita Injil (Yohanes 20:30-31)
BERBAHAGIALAH, BANGSA YANG ALLAHNYA ADALAH TUHAN.


Friday, 10 SEPTEMBER 2010
HEBREW 1:1-4

“And in these last days He has spoken to us by the hand of his Son, which he designated as eligible to receive all that exists. By him God made the universe “(paragraph 2). The writer of Hebrews is still a mystery to this day, some experts argue that Paul’s theological writing, while some others argue anymore. It’s slightly different Hebrew letter with other letters, special with Paul’s letters because there is no head of this letter in the Hebrew letters. But the thoughts of Paul also clearly reflected in the contents of the Hebrew letters. Hebrews is addressed not only to one class, but to believers in general. In the open with a showing of the child who is the light of God’s glory and the exact representation of His glory, that is entitled to receive. Through God’s Son was also the end of this era to speak to us believers. The work of the Son who was willing to sacrifice himself to hold a cleansing of sin in the end he is seated at the right hand and bestowed the Most Great Name above all names. And if God has spoken through His Son, then we are believing in the Son and believe every word. So before we delve further contents of the book of Hebrews, let’s refer to yourself is there anything we have truly believed in the Son and to His Word. And now we should be grateful again when his word of power that we can hear and receive through the servants whom He chose and anointed. So He is the God who never lost a way to express himself to his people. Gospel that has been recorded and all the work of Jesus that proves that he is the Messiah, the Son of God, is written in it, then blessed everyone who believes in the Gospel (John 20:30-31)
BLESSED, NATION THAT IS LORD HIS GOD.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 10 SEPTEMBER 2010
your ad here

Thursday, September 9, 2010

9 SEPTEMBER 2010



Share
Tidak Malu menderita ( Not shy to suffering )
KAMIS, 9 SEPTEMBER 2010
FILEMON 1:23-25
 
“Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus Yesus, dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku” (ayat 23-24).  Sangat singkat surat yang Paulus tulis untuk Filemon, dan akhirnya iapun mengakhiri suratnya dengan menyampaikan salam dari kawan-kawannya kepada Filemon. Yang menarik adalah karena Paulus menganggap Filemon sebagai teman sepelayanan, maka dalam salam penutuppun yang disebutkan adalah teman-teman sekerja Paulus. Artinya disini Paulus tidak sendiri, dia memiliki tim pelayanan yang militan yang juga rela dipenjara karena Kristus Yesus, diantaranya adalah Epafras. Dan Epafras tidak merasa risih atau malu mengrim salam kepada Filemon meski dia sedang dipenjara karena pemenjaraanya tersebut adalah karena Injil dan bukan karena tindak kejahatan. Dan suratpun diakhiri sebagaimana biasa dalam setia surat Paulus, yakni dengan berkat kasih karunia dan penyertaan Tuhan Yesus Kristus. Beberapa hal yang kita bisa pelajari, pertama kita tidak perlu malu jika harus menderita karena kebenaran sehingga menutup diri dan tidak berkomunikasi dengan yang lain. Yang kedua kita tidak sendirian mengalami penderitaan karena kebenaran, banyak orang percaya dan juga hamba-hamba Tuhan diberbagai tempat yang lain mengalami hal yang sama seperti yang kita alami. Jadi jangan larut dalam suasana mengasihani diri sendiri jika mengalami penderitaan karena kebenaran. Justru merupakan suatu kebanggaan jika kita dianggap layak menderita karena kebenaran.  Sebaliknya jangan bangga jika menderita karena kesalahan sendiri tapi menyesalah karenanya. Bersuka citalah sesuai dengan bagian yang kita dapat dalam penderitaan Kristus supaya kita juga boleh bergem bira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya, bergembiralah karena Roh kemuliaan ada pada kita (1 Petrus 4:13-14).
IKUTLAH MENDERITA SEBAGAI PRAJURIT KRISTUS.

THURSDAY, 9 SEPTEMBER 2010
 Philemon 1:23-25
“Greetings to you from Epaphras, my fellow prisoner in Christ Jesus, and Mark, Aristarchus, Demas and Luke, my fellow workers” (verses 23-24). Very brief letter that Paul wrote to Philemon, and eventually he also ended his letter with a greeting from his friends to Philemon. What is interesting is that Paul considered Philemon as a friend-minister, then in the closing greetings mentioned were friends of Paul’s coworkers. This means that Paul is not alone here, he has a service team who are also willing militants imprisoned for Christ Jesus, which are Epaphras. And Epaphras not feel uncomfortable or embarrassed to send greetings to Philemon while he was imprisoned for the gospel and not because of crime. And the letter ends as usual in every letter of Paul, namely with the inclusion of grace and blessing of the Lord Jesus Christ. Some things we can learn, first we need not have to suffer embarrassment if the truth so shut down and not communicate with each other. The second is we are not alone suffering because of the truth, many people believe and also servants of the Lord in many other places experiencing the same things we experience. So do not dissolve in an atmosphere of self-pity if you have suffered because of the truth. Exactly represent a pride if we are deemed worthy to suffer because of righteousness. Conversely do not be proud if you suffer for his own mistakes but regret.
Rejoice in accordance with the part that we can in the sufferings of Christ so that we may also rejoice and be glad when He declared His glory, glory rejoice because the Spirit is in us (1 Peter 4:13-14).
FOLLOW SUFFERING AS A WARRIOR OF CHRIST

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 9 SEPTEMBER 2010
your ad here

Wednesday, September 8, 2010

8 SEPTEMBER 2010



Share
Ada Maksudnya Allah ( God Purpose )
RABU, 8 SEPTEMBER 2010
FILEMON 1:8-22
 
 ”Sebab karena itulah dia dipisahkan sejenak daripadamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih daripada hamba…” (ayat 15-16).  Setelah memuji iman dan kasih yang telah ditunjukkan oleh Filemon, Paulus langsung pada pokok dari suratnya, yakni meminta Filemon untuk menerima kembali Onesimus, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih daripada hamba, yakni sebagai saudara seiman yang terkasih. Bukan tanpa alasan Paulus berani mengaju kan permintaan yang demikian kepada Filemon, tapi karena ia percaya akan kasih dan iman yang dimiliki Filemon dan juga akan hubungan mereka yang baik. Sebagai seorang rasul sebenarnya Paulus memiliki hak penuh untuk memerintahkan hal itu, tapi mengingat hubungan baik yang ada, adalah lebih baik jika ia meminta dan bukan memerintahkan. Paulus juga mendorong Filemon untuk berpikiran positif mengenai masalah tersebut, karena kenyataan dengan larinya Onesimus membuat dia ditangkap oleh Paulus dan menjadi orang percaya yang berguna bagi pelayanannya, sehingga bagi Filemonpun dia pasti juga akan menjadi orang yang berguna. Namun demikian Paulus tidak menganggap bahwa persaudaraan yang ada secara otomatis membebaskan Onesimus dari tanggungjawabnya, hanya saja, Paulus mau menanggung nya. Manusia tidak bisa menghindari kenyataan pahit yang harus dialaminya, tapi bagi orang percaya ada cara yang indah untuk menangungnya, yakni tetap berpikiran positif bahwa dibalik yang tidak menyenang kan tersebut ada suatu maksud dan rencana Tuhan yang indah untuk kebaikan kita sejauh yang terjadi bukan karena kejahatan kita. Ketahuilah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia (Roma 8:28).
PELIHARAKAN HATI DAN PIKIRAN DALAM KRISTUS.

WEDNESDAY, 8 SEPTEMBER 2010
  Philemon 1:8-22

“Because that’s why he was briefly separated from you, so you can take it forever, no longer as a slave but more than a servant …” (verses 15-16). After praising the faith and love which has been shown by Philemon, Paul directly at the crux of his letter, which asks Philemon to accept Onesimus back, no longer as a slave but more than a servant, ie, as a beloved brother. Not without reason Paul dared to ask such a request to Philemon, but because he believed in love and faith which will be owned by Philemon, and also their good relations. As an apostle Paul actually has the full right to order it, but considering the good relations that exist, it is better if he asked for and was not ordered. Paul also encourages Philemon to think positively about the problem, because the reality with Onesimus made his run he was captured by Paul and became a believer that good for his ministry, so to Philemon he must also be a useful person. However, Paul does not consider that the existing brotherly automatically freeing Onesimus from its responsibilities, it’s just that, Paul was willing to bear it. Man can not avoid the hard reality that must be endured, but for the believer there is a beautiful way to handle it, that is still positive thinking that behind it is unpleasant there is a wonderful purpose and plan of God for us , good so far happened not because of crime us. Know that God works in everything for the good of every person who love Him (Romans 8:28).
MAINTAIN YOUR HEARTS AND MINDS IN CHRIST.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 8 SEPTEMBER 2010
your ad here

Tuesday, September 7, 2010

7 SEPTEMBER 2010



Share
Ada Hasil Nyata ( Significant Results )
SELASA, 7 SEPTEMBER 2010
FILEMON 1:4-7

 “Dan aku berdoa, agar persekutuanmu didalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus” (ayat 6).  Ucapan syukur yang Paulus naikkan dalam setiap suratnya selalu disertai dengan permohonan doa, seperti halnya dalam suratnya kepada Filemon ini. Yang pertama Paulus kemukakan alasan mengapa ia mengucap syukur, yakni karena dalam doanya ia mengingat kasih Filemon kepada semua orang kudus dan juga tentang imannya terhadap Yesus Kristus. Kasih yang telah Filemon tunjukkan membuat banyak hati orang kudus yang dikuatkan dan dihiburkan. Dan melalui doanya Paulus terus mendorong Filemon supaya persekutuannya dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik untuk Kristus. Hal itu juga berarti bahwa iman yang lahir dari sebuah persekutuan yang sehat akan menghasilkan pengetahuan akan perkara yang baik untuk kemuliaan Tuhan. Diantara perkara yang baik itu adalah harapan Paulus supaya Filemon bersedia menerima kembali Onesimus yang pernah merugikan nya. Dan tentu ini bukanlah hal yang sepele, hanya karena kasih Kristus lah seorang mampu melakukan nya. Allah menghendaki kita untuk menghasilkan buah, baik buah pertobatan maupun buah kebenaran, termasuk didalamnya adalah menghasilkan buah dalam iman dan persekutuan. Jadi bukan hanya mengaku sebagai orang beriman ataupun orang yang beribadah kepada Allah. Jika kita mengaku mempunyai iman tapi mudah kuatir menghadapi tantangan hidup, atau mengaku beribadah tapi hidupnya tidak mengalami keubahan, apakah artinya itu? Maka sudah seharusnya kita menghasilkan atau melakukan sesuatu perkara yang baik sebagai akibat dari iman dan persekutuan yang sehat. Berikan diri untuk dikerjakan oleh Roh Kudus sehingga kita mengalami pembaharuan budi yang terus menerus dibaharui sehingga persekutuan iman kita dapat mengerjakan apa yang baik dan berkenan kepada Allah (Ibrani 13:21).
KUASA ALLAH BEKERJA LEWAT IMAN DAN ROH KUDUS.



TUESDAY, 7 SEPTEMBER 2010
Philemon 1:4-7
“And I pray that faith participate in the partnership will be a good working knowledge of us to Christ” (verse 6). Thanksgiving that Paul raises in each of his letters were always accompanied with a prayer request, just like this in his letter to Philemon. Paul pointed out that the first reason he gave thanks, that is because in his prayer he recalls Philemon’s love to all the saints and also about his faith in Jesus Christ. Philemon show the love that has made many saints who hearts strengthened and comforted. And through her prayers Paul continues to encourage Philemon to take communion in faith will be a good working knowledge of Christ. It also means that faith is born of a healthy alliance will produce a good knowledge of the case for God’s glory. Among the good things that Paul is hoping to Philemon to accept Onesimus back to his ever hurt. And of course this is not a trivial thing, just because the love of Christ is a capable of doing it. God wants us to bear fruit, good fruit of repentance and the fruits of righteousness, which includes fruit in faith and fellowship. So not only claiming to be believers or people who worship God. If we claim to have faith but easy to worry about facing life’s challenges, or claimed to worship but his life did not change, does that mean? So should we make or do something good case as a result of a healthy faith and fellowship. Give yourself to do by the Holy Spirit so that we experience the renewal of the mind is continually updated so that the community of faith we can do what is good and acceptable to God (Hebrews 13:21).
AUTHORIZATION OF GOD,TO WORK THROUGH FAITH AND THE HOLY SPIRIT.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 7 SEPTEMBER 2010
your ad here

Monday, September 6, 2010

6 SEPTEMBER 2010



Share
Usaha yang baik ( Good Business )
SENIN, 6 SEPTEMBER 2010
 FILEMON 1:1-3

 Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami” (ayat 1).  Pokok utama dari surat Paulus kepada Filemon adalah permintaannya kepada Filemon untuk menerima kembali Onesimus, hambanya, yang karena suatu kesalahan telah melarikan diri tapi ditemukan Paulus di penjara. Filemon sendiri adalah orang percaya yang terpandang di Kolose. Dengan sepucuk surat pujian Paulus mengirim Onesimus kembali kepada Filemon. Karena berisi permintaan pribadi dan juga kepada seorang pribadi, maka surat Paulus juga mengatasnamakan dirinya sebagai pribadi dan bukan sebagai seorang rasul. Kepada Filemon Paulus berbicara dan menyapa sebagai teman sekerjanya dalam Tuhan. Paulus juga tidak menutup-nutupi keadaannya yang sedang terpenjara, bukan karena suatu kesalahan atau tindakan kejahatan, tapi karena Injil. Ada waktu dan keadaan dimana  Paulus berbicara dengan menunjukkan kewibawaannya sebagai seorang rasul, tapi itu tidak selalu, dengan kondisi yang berbeda dia berbicara sebagai seorang saudara ataupun sebagai teman seperti dalam suratnya kepada Filemon ini. Menjadi suatu pelajaran bagi kita untuk tidak kaku dalam suatu kedudukan, contohkan saja sebagai orang tua kita juga harus bisa tampil menjadi sahabat bagi anak-anak kita dan bukan hanya sebagai orang yang suka memberi perintah. Atau sebagai seorang gembala yang tidak hanya menjadi seorang pemimpin tapi juga bisa menjadi figur orangtua dan juga sahabat bagi jemaat. Bagaiamanapun juga penting bagi setiap kita untuk bisa mengambil sikap yang sesuai dengan situasi dan keadaan yang ada. Dan semua itu hanya bisa terjadi bila kita tidak mementing kan diri sendiri, sebaliknya kita mau berjuang untuk kebaikan orang lain dan ada sasarannya yang pasti (1 Korintus 9:22).
USAHAKAN APA YANG BAIK BAGI SEMUA ORANG.

MONDAY, 6 SEPTEMBER 2010
 Philemon 1:1-3

“From Paul, a prisoner of Christ Jesus, and Timothy our brother, to Philemon the beloved, our coworkers” (paragraph 1). The main principal of Paul’s letter to Philemon is a request to Philemon to accept Onesimus back, his servant, who because of an error had fled but was found Paul in prison. Philemon himself is a distinguished believers in Colossians. With a letter of praise Paul sent Onesimus back to Philemon. Because it contains personal request and also to a person, then the letters of Paul as well as on behalf of himself personally and not as an apostle. To Philemon Paul spoke and greeted as a coworker in the Lord. Paul also does not cover up things that are imprisoned, not because of a mistake or act of evil, but because of the gospel. There are times and circumstances in which Paul talks by showing his authority as an apostle, but not always, with different conditions he was speaking as a brother or a friend like this in his letter to Philemon. Become a lesson for us not rigid in a position, examplize just as parents we also have to appear to be companions for our children and not just as a person who likes giving orders. Or as a pastor who not only became a leader but also could become a parent figure and friend to a church. Nevertheless important for us to be able to retrieve any manner consistent with the existing situation and circumstances. And all this can only happen if we do not seek self-interest, rather we want to fight for the good of others and there is a definite goal (1 Corinthians 9:22).
TRY WHAT IS GOOD FOR EVERYONE 


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 6 SEPTEMBER 2010
your ad here

Sunday, September 5, 2010

KHOTBAH ( 5 September 2010 )



Share
Khotbah Mingguan dari WSB 5 September 2010
Oleh : Bp.Pdt.Otniel Firmanyo Osiyo, Bc.M

 C. KENAL KUASANYA!KNOWING HIS POWER!
         C43.  Tantangan kekudusanThe challenge of holiness
C. Seks
49. Mengapa? Why?
F. Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.
 Maleakhi 2:15, “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Alasan lain Allah memerintahkan agar setiap orang menghormati perkawinan, yang tidak lain merupakan idenya Allah sendiri itu, adalah karena Allah punya rencana yang jelas yaitu ….
 Hadirnya keturunan ilahi – Presenting the Godly generation
Itulah sebabnya mengapa Allah sangat membenci perceraian, termasuk perkawinan yang tidak dilandasi kekudusan. Allah juga marah ketika orang-orang Israel menikah dengan non Israel. Allah telah memilih bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya, bangsa yang kudus, sehingga wajar kalau Allah menghendaki hadirnya keturunan-keturunan ilahi dari mereka.

Perhatikan! Attention!
 Betapa kudusnya perkawinan di hadapan Tuhan. Hadirnya keturunan ilahi, sebagaimana yang menjadi rencana Tuhan,  hanya mungkin lewat suatu perkawinan yang kudus. Karena itu Tuhan tentukan dengan tegas aturan-aturannya. Urutannya pun jelas:
             Berkat — beranak cucu — bonus    (sex)
Keturunan ilahiThe Godly generation
Diberkati dahulu, baru terikat secara resmi dalam hubungan sebagai suami-isteri (seks), dan melahirkan keturunan-keturunan ilahi. Perhatikan pergaulan kita, jangan sampai jatuh dalam kehidupan seks bebas. Jaga kekudusan sebelum dan sesudah nikah.

 54. Yang ada sekarang The current condition
 I Yohanes 3:10, “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
 Allah hanya menghendaki hadirnya keturunan-keturunan ilahi, tapi faktanya yang terjadi adalah hadirnya dua jenis keturunan …..
 Anak-anak Allah – The children of God
 Anak-anak iblis – The children of devil
Dosa telah memunculkan hadirnya keturunan lain, yang bukan berasal dari Allah, yaitu keturunan iblis. Hadirnya anak-anak iblis ini berawal dari sikap hidup yang tidak menghargai Allah (Firman Tuhan). Sebagaimana kehadiran Kain, benih dari pelanggaran Adam dan Hawa, yang dikatakan berasal dari si jahat (I Yohanes 3:12).
 Sejak semula, iblis adalah pembohong, bapa segala dusta (Yohanes 8:44). Sebaliknya, Firman Tuhan adalah kebenaran, katakan “ya” atau “tidak”, lebih dari pada itu berasal dari si jahat (Matius 5:37).

55. Bagaimana caranya menghadirkan generasi ilahi?
How to present the Godly generation?
 I Tesalonika 4:3-7, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, 4supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, 5bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, 6dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. 7Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
 I Korintus 7:1-2, “Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, 2tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.
Untuk menghadirkan keturunan-keturunan ilahi adalah dengan …
                       Membangun nikah kudus – Building a holy marriage
Tuhan menghadirkan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang kudus. Larilah dari perbuatan-perbuatan cabul dan matikan roh percabulan itu, agar tidak muncul kembali untuk menggoda kita.
Pernikahan yang dibangun dengan dasar kekudusan, berefek positif pada keturunannya. Tuhan peduli pada keturunan/generasi anak-anak Allah, yang tidak akan dibiarkannya meminta-minta (Mazmur 37:25).
 Hiduplah kudus dalam segala tingkah laku, karena kita adalah anak-anak terang. Bercermin pada kehidupan Yusuf, yang sejak masa mudanya (± 17 tahun) punya pendirian yang kuat dan sehat dengan dasar kebenaran Firman Tuhan.

 Ingat! Remember!
 Efesus 4:26-27, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu 27dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.     
 Sejak kekalahannya di padang gurun, iblis tidak pernah menyerah dan selalu mencari kesempatan, seperti singa yang mengaum-ngaum siap menerkam siapa saja yang dapat dimangsanya. Waspadalah dan ….
 Jangan beri tempat kepada iblis – Don’t give devil a space
 Jangan biarkan iblis leluasa untuk menguasai dan memangsa kita. Kapan itu bisa terjadi? Di antaranya adalah saat memendam amarah, yang akan memberi peluang/celah bagi iblis untuk menguasai dan menjebak kita dalam pelanggaran-pelanggaran (dosa). Marah boleh asal alasannya jelas dan cepat diselesaikan dengan baik.

  56. NasihatAdvise
 Kolose 3:5-6, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, 6semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
Agar pernikahan yang dibangun tetap kudus, …
          Matikan percabulan – Put to death fornication
Hal ini sebagai bagian dari yang Tuhan inginkan. Keberhasilan hidup kita ditentukan bagaimana kita menjalani hidup. Kata-kata kotor (jorok) yang keluar dari mulut, itu menandakan hati yang kotor. Karena apa yang diucapkan mulut, meluap dari hati (Lukas 6:45).
 Miliki hati yang beres di hadapan Tuhan, seperti Meja Roti Sajian yang di atasnya diletakkan tumpukan roti (Firman Tuhan). Isi selalu loh hati kita dengan Firman-Nya, sehingga tidak ada peluang bagi iblis untuk menjerat kita dalam dosa.
 I Petrus 1:14-16, “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, 15tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 16sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Bapa kita adalah Bapa yang Mahakudus, sudah sepatutnyalah kita sebagai anak-anak-Nya dituntut untuk ….
 Hidup dalam kekudusan – Live in holiness
 Hidup kudus dalam segala hal. Jangan ada dusta dalam mulut, kuasai diri dari segala hawa nafsu daging yang dapat membawa kita pada dosa. Kita telah dipanggil dari gelap menuju terang, sehingga tidak ada alasan lagi untuk kembali pada hidup yang lama.
 Kita telah dibayar lunas dengan harga yang sangat mahal, lewat korban darah Kristus di kalvari. Pemulihan terjadi dan dimulai dari keluarga, Tuhan hendaki hadirnya keturunan-keturunan ilahi. Bangun pernikahan yang kudus, suami-isteri saling menghormati dan hidup dalam kekudusan. Amin.
Readmore »» KHOTBAH ( 5 September 2010 )
your ad here

Saturday, September 4, 2010

4 SEPTEMBER 2010



Share
Kekuatan Iman dan Kasih ( Power of Faith and Love )

SABTU, 4 SEPTEMBER 2010
 TITUS 3:15

“Salam dari semua orang yang bersama aku disini dan sampaikanlah salamku kepada mereka yang mengasihi kami didalam iman. Kasih karunia menyertai kamu sekalian” (ayat 15). Kasih dan iman, dua hal yang menjadi pengikat persekutuan didalam Kristus. Itu bukanlah kasih alamiah manusia, tapi itu adalah kasih Allah. Demikianlah sesungguhnya salam didalam Tuhan itu bukanlah sekedar salam pada umumnya orang dunia lakukan, salam didalam Tuhan mengandung ikatan dan persekutuan dalam kasih dan iman. Itu adalah perkara yang indah, karena dalam persekutuan yang diikat dalam kasih dan iman, sanggup menghadirkan kuasa Allah yang bekerja untuk kebaikan setiap orang yang mengasihi-Nya. Salam yang penuh berkat tersebut juga hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang memiliki iman dan kasih, sebab banyak orang mengaku sebagai orang percaya tapi tidak memiliki iman dan kasih, hanya agama yang menjadi dasarannya. Didalam Kristus kita bisa melepaskan dan menerima berkat melalui iman dan kasih. Iman dan kasih yang bekerja dalam diri orang percaya. Maka, jika iman dan kasih kita benar dan bertumbuh seturut kehendak Allah, tidaklah sulit bagi setiap orang percaya untuk berhimpun dan ber sekutu. Tapi mengapa kenyataannya masih banyak orang menganggap dirinya ataupun golongannya yang paling baik? Jadi yang perlu kita perhatikan terhadap diri kita adalah, adakah kita sudah bertumbuh dalam iman dan kasih yang sehat atau belum. Jika kita masih susah untuk bersekutu, masih suka memandang kesalahan dan kelemahan orang lain, seperti itukah kasih dan iman yang Tuhan cari dan kehendaki dalam kehidupan orang percaya ?  Dalam Kristus ada nasehat, penghiburan kasih, kasih mesra, belas kasihan dan persekutuan Roh, maka, sehati sepikirlah dalam satu kasih, satu jiwa, satu iman dan tujuan (Filipi 2:1-4).
BERTUMBUHLAH BERSAMA-SAMA DALAM IMAN DAN KASIH YANG SEHAT.


SATURDAY, 4 SEPTEMBER 2010
Titus 3:15

Greetings from all the people who are with me here and Convey my regards to those who love us in faith. Grace be with you all “(verse 15). Love and faith, two things become binding communion in Christ. It is not love human nature, but it is the love of God. So actually greeting in the Lord’s not just a greeting in the world do people generally, containing greetings in the Lord and communion in the bond of love and faith. It is a beautiful case, because the fellowship together in love and faith, could bring the power of God who works for the good of everyone who loved him. blessed greetings also can only be felt by those who have faith and love, because many people claim to be believers but do not have faith and love, only religion which it is based. In Christ we can let go and receive the blessings through faith and love. Faith and love working in the believer. So, if faith and our love is true and grow according to God’s will, it is not hard for every believer to come together and her allies. But why indeed it is still a lot of people consider themselves or faction is best? So we need to pay attention to ourselves is, is there anything we’ve grown in faith and love are healthy or not. If we still difficult for the alliance, still love to look at mistakes and weaknesses of others, such as love and faith is that God’s looking for and want in life of the believer? In Christ there is advice, encouragement, love, affection, compassion and fellowship of the Spirit, then, in the same mind one heart one love, one soul, one faith and purpose (Philippians 2:1-4).
GROW TOGETHER IN FAITH AND LOVE HEALTHY

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 4 SEPTEMBER 2010
your ad here

Friday, September 3, 2010

3 SEPTEMBER 2010



Share
Tekun berbuat baik ( Diligent in Kindness )

JUM’AT, 3 SEPTEMBER 2010
                                        TITUS 3:1-14

“Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia” (ayat 8). Paulus menutup suratnya kepada Titus dengan nasehat-nasehat yang mengatur hubungan jemaat dengan sesama dan pemerintah. Ditengah-tengah pandangan negatif tentang orang Kreta pada umumnya, orang percaya di Kreta harus bisa dan berani tampil beda melalui perbuatan-perbuatan mereka yang benar. Mereka harus tampil menjadi warganegara yang bertanggung jawab dan itu dibuktikan dengan penundukkan mereka pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa. Sementara dalam hubungannya dengan sesama mereka harus bersikap ramah dan lemah lembut terhadap semua orang. Sekalipun mereka telah menjadi orang percaya, mereka tetap harus ingat bahwa merekapun dulu juga adalah orang-orang yang jahat dihadapan Allah dengan berbagai keadaannya, maka merekapun hendaknya tidak memandang rendah sesamanya. Lebih jauh lagi orang percaya harus mengusahakan apa yang baik bagi semua orang. Setiap kesempatan untuk berbuat baik harus dimanfaatkan sedemikian rupa, termasuk menolong Zenas dan Apolos dalam perjalanan mereka. Dengan melakukan pekerjaan baik, itu berarti mereka telah menghasilkan buah. Mengenal kebenaran dan melakukan pekerjaan baik adalah hal yang saling berhubungan, semakin dalam mengenal kebenaran, akan semakin banyak kita melakukan pekerjaan baik sehingga setiap peluang untuk itu tidak akan dilewatkan begitu saja dan itu dilakukan tanpa memandang muka. Ingatlah bahwa kita ini buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk mela kukan pekerjaan baik yang dipersiapakan Allah sebelumnya dan hidup didalamnya (Efesus 2:10).

HASIL KANLAH BUAH DALAM PEKERJAAN BAIK.



Friday, 3 SEPTEMBER 2010
Titus 3:1-14

“This word right and I want to strengthen it so that you could with confidence, so that those who already believe in God really try to do a good job. That is a good and useful to man “(verse 8). Paul closed his letter to Titus with the advice that govern relationships with other church and government. Amid negative views about people of Crete in general, people believe in Crete should be able to and dare to be different through their actions right. They must appear to be responsible citizens and that is evidenced by their obedience to the government and the people in power. Meanwhile, in conjunction with their neighbors should be kind and gentle towards everyone. Although they have become believers, they still have to remember that they used to be people who are evil before God with a variety of circumstances, then they should not look down on others. Furthermore the believer must work out what’s good for everybody. Every opportunity to do good should be utilized in such a way, including help Zenas and Apollos on their way. By doing a good job, it means they are already producing fruit. Know the truth and doing good are things that are interconnected, the more deeply know the truth, the more we’ll do a good job so every chance it will not pass up and it was done without looking at the face. Remember that we are his workmanship created in Christ Jesus for good works which God prepared in advance and live in it (Ephesians 2:10).
SUCCEED IN THE GOOD WORK.
 
------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 3 SEPTEMBER 2010
your ad here

KU TAK BERDAYA TUHAN



Share
Lagu Rohani .
Nanaku group

KALA MENTARI BERUBAH MERAH..
DAN AWAN GELAP MENUTUPI JAGAT RAYA..
ADA HATI YANG MENJERIT MENGHARAPKAN KASIH SAYANG- MU...

DIANTARA BEBAN HIDUP YANG KIAT BERAT...
DAN TANTANGAN HIDUP YANG SEMAKIN MENYERANG..
KU CARI KUASA-MU.. KU CARI.. KUCARI DIDALAM DOA.

LIHATLAH GETIR HATIKU TUHAN...
KUSEBUT DAN KUSEBUT NAMAMU YA BAPA...
KU KETUK DAN KUKETUK DIDALAM NAMAMU ..
YA TUHAN .. HANYA DIDALAM NAMAMU..

DAN TIADA YANG DAPAT MEMBERIKAN KELEGAAN..
DIDALAM KEBIMBANGAN MENGHIMPIT DIHATIKU TAK BERDAYA TUHAN...

PEGANG TANGANKU DAN BERJALANLAH ..
KAU DIDEPANKU SELALU ..
AGAR DIDALAM SETIAP LANGKAH ..
AKU TAHU TUHAN,...
ENGKAU BESERTAKU....


DOWNLOAD Mp3

DOWNLOAD Video Klip
Readmore »» KU TAK BERDAYA TUHAN
your ad here

Thursday, September 2, 2010

2 SEPTEMBER 2010



Share
Tanggalkan yang lama ( Leave that Old )

KAMIS, 2 SEPTEMBER 2010

TITUS 2:11-15
 “Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan keduniawian dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah didalam dunia sekarang ini” (ayat 12).  Hidup dalam pekerjaan baik, itulah kehendak Allah bagi semua orang yang telah menerima anugerah keselamatan. Kasih karunia Allah telah nyata, itu berarti apa yang telah Allah kerjakan tidak dapat disangkal kebenarannya. Kasih karunia tersebut bukan hanya berisi keselamatan, tapi juga kuasa untuk membawa mereka yang menerima nya meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya setiap orang percaya dapat hidup bijaksana, adil dan beribadah kepada Allah. Tujuan dari semua itu adalah, Allah mau menguduskan bagi diri-Nya suatu umat kepunyaan-Nya sendiri yang rajin berbuat baik. Untuk itulah Titus harus meng ajar dan meyakinkan jemaat dengan segala kewibawaannya supaya mereka mengarahkan perhatiannya kepada perkara-perkara yang baik dan membangun satu dengan yang lainnya. Jemaat harus menyadari betul bahwa Kristus telah membebaskan mereka dari segala kejahatan melalui korban-Nya di kayu salib supaya jemaat hidup untuk dan dalam kebenaran. Miliki kehidupan yang diubahkan, itulah tandanya hidup dalam kebenaran Allah. Harus ada bedanya antara kehidupan sebelum kita mengenal kebenaran dan sesudah kita mengenalnya. Jika tidak ada keubahan, berarti kita belum benar-benar mengenal kebenaran, karena jika kita benar-benar membuka hati untuk kebenaran, kebenaran itu akan mengubahkan hidup kita. Mari melihat pada diri sendiri, sudahkah kita mengalami keubahan hidup sehingga kita berani mengaku telah mengenal kebenaran. Tidak dapat ditawar-tawar lagi, jika kita mau hidup dalam kebenaran, kita harus menanggalkan manusia lama kita dan kelakuannya (Efesus 4:22-24).
 
TANGGALKAN YANG LAMA DAN KENAKAN YANG BARU.


THURSDAY, 2 SEPTEMBER 2010
Titus 2:11-15
He was educating us so that we leave the ungodliness and worldly desires and that we might live sober, upright and godly in this present world” (verse 12). Living in a good job, that’s the will of God for all those who have received the gift of salvation. The grace of God has been real, it means that what God has done there is no denying the truth. Grace is not only a safety, but also the power to bring those who accept his leaving ungodliness and worldly desires and so every believer can live sober, upright and worship to God. The aim of all is, God wants to sanctify for Himself a people who belong to his own diligent in doing good. For that Titus had to teach and convince the congregation with all his authority so they turned their attention to matters of good and build from one to another. The Church should realize that Christ has freed them from all evil through His sacrifice on the cross so that the church and live for righteousness. Getting a life is changed, that’s the sign of life in the truth of God. Should be no difference between the life before we know the truth and after we knew him. If nothing changes, we do not really know the truth, because if we truly open our hearts to the truth, the truth that will change our lives. Let’s look at ourselves, have we experienced the changes of life so that we dare to claim to have known the truth. Can not be bargained again, if we want to live in truth, we must abandon our old man and his behavior (Ephesians 4:22-24).

LEAVE OLD MAN AND WEAR THE NEW HUMAN

 ------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 2 SEPTEMBER 2010
your ad here

Wednesday, September 1, 2010

1 SEPTEMBER 2010



Share
Kemenangan Awal ( The Early Triumph )
RABU, 1 SEPTEMBER 2010 
 TITUS 2:1-10 
  ”Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebar kan tentang kita” (ayat 7-8).  Tidak jauh berbeda yang Timotius hadapi di Efesus dan yang Titus hadapi di Kreta, maka nasehat Paulus kepada jemaat dan kedua hamba Tuhan tersebut juga senada. Para penentang kebenaran tidak bisa atau tidak harus dihadapi dengan kekerasan, tapi ada obat penawar yang baik untuk ajaran palsu yang mereka sebarkan, yakni melalui nasehat dan ajaran moral yang positif. Jika para penen tang tersebut busuk hati dan kelakuannya sehari-hari, maka Titus harus mengajar jemaat untuk sehat dalam iman dan dalam perilaku hidup sehari-hari. Dan untuk itu, Titus sendiri yang harus menjadikan diri nya sendiri sebagai teladan dalam berbuat baik. Perbedaaan usia, jenis kelamin dan juga status sosial harus mendapat perhatiannya masing-masing sesuai dengan kebutuhanya, nasehatnyapun berbeda-beda. Untuk itulah Paulus menuliskan nasehat sesuai dengan kondisi masing-masing golongan. Dan ketika masing-masing kaum atau golongan mempraktekkan nasehat, maka nama Tuhan akan diper muliakan dan musuh menjadi malu karena tidak ada hal buruk yang dapat mereka sebarkan. Kunci untuk membungkam musuh sebelum ia menyebarkan berita yang tidak benar adalah dengan menjaga dan memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup. Kita memiliki banyak saksi, banyak orang sedang memperhatikan hidup kita dan dunia akan bersuka jika jatuh, maka jaga benar-benar perilaku kita ditengah dunia ini. Sekali lagi perhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, jangan seperti orang bebal tetapi seperti orang arif (Efesus 5:15).
 SIAPA DALAM KRISTUS WAJIB HIDUP SEPERTI KRISTUS TELAH HIDUP.


WEDNESDAY, 1 SEPTEMBER 2010
 Titus 2:1-10
“You shall be honest and serious in your teaching, healthy and without blemish in evangelism so that the opponent be a shame, because there are no bad things that they can spread it on us” (verses 7-8). Not much different from that Timothy faced in Ephesus and Titus in Crete to face, then Paul’s advice to the church and the two servants of God are also similar. The opponents of the truth can not or will not be faced with violence, but there is a good antidote to spread their false teachings, through advice and positive moral teaching. If the opponents about the rotten liver and everyday behavior, then Titus must teach the congregation to be healthy in faith and in the conduct of everyday life. And for that, Titus himself who must make his own self as an example in doing good. Differences in age, gender and social status also must get the attention each according to his needs, his advice is different. That is why Paul wrote the advice in accordance with the conditions of each class. And when each of the groups practicing or advice, then the name of the Lord going to be glorified and the enemy became embarrassed because there is no bad thing that they can spread. The key to silence the enemy before he spread the word that is untrue is to maintain and noticing how we live. We have many witnesses, many people are considering our lives and the world will rejoice if dropped, then watch our behavior really the middle of this world. Once again pay close attention how we live, do not like fools but as wise (Ephesians 5:15).
WHO LIVES IN CHRIST MUST HAVE BEEN LIVING LIKE CHRIST

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 1 SEPTEMBER 2010
your ad here

Tuesday, August 31, 2010

31 AGUSTUS 2010



Share
Lahir dari hati ( Born from the Heart )
SELASA, 31 AGUSTUS 2010

TITUS 1:5-16
 ”Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang yang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis” (ayat 15). 

Sebagai seorang pemimpin yang bertangungjawab, Paulus tidak bertindak serampangan, semua ada maksudnya. Demikian pula halnya ketika ia dengan sengaja meninggalkan Titus di Kreta. Surat yang menyusul membuktikan bahwa Paulus meninggalkan Titus di Kreta dengan suatu maksud supaya Titus mengatur apa yang masih perlu di atur, diantaranya menetapkan penatua dan penilik jemaat. Syarat-syarat sebagai penatua dan penilik jemaat sama persis dengan ketentuan yang berlaku ditengah jemaat di Efesus. Syarat-syarat itu di maksudkan bukan hanya sebagai aturan untuk mendapat jabatan, tapi bagi kebaikan yang bersangkutan, yakni supaya mereka dapat membimbing orang dalam kebenaran. Banyak orang yang hidup tidak tertib, istimewa mereka yang berpegang pada hukum sunat, merasa lebih dari yang lain sehingga hidup semau nya sendiri. Sekalipun mereka beribadah dan mengaku mengenal Allah, tapi karena suara hati mereka najis, maka bagi mereka tidak ada suatupun yang perlu dianggap suci termasuk dalam menjalankan ibadah Tapi tidak demikian seharusnya bagi penatua dan penilik jemaat, mereka harus memiliki hati nurani yang suci sehingga menganggap semunya suci, tidak hidup sembrono. Jika pemimpinnya najis, bagaimana mungkin ia akan mengajarkan kekudusan? Demikian juga dalam kehidupan pribadi setiap orang percaya, jika hati kita jahat, maka yang keluar dari hati juga adalah perkara-perkara jahat semata. Tapi jika hati kita diliputi kekudusan dari Allah, maka kita juga akan memandang segala sesuatunya dengan cara Allah, yakni dalam kekudusan. Orang yang baik mengeluarkan hal yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik, maka kelakuannyapun juga baik, karena apa yang dikeluarkan orang meluap dari hatinya (Lukas 6:45).
SETIAP POHON DIKENAL DARI BUAHNYA.


TUESDAY, 31 AUGUST 2010
Titus 1:5-16
For all the holy saints, but for the impure and for people who do not believe there is nothing sacred, because of good sense and sound of their hearts unclean” (verse 15). As a responsible leader, Paul did not act recklessly, it’s all meant. Likewise, when he deliberately left Titus in Crete. The letter that followed proved that Paul left Titus in Crete with an intent to regulate what Titus still need to be set, such as elders and bishops set. The terms as elders and bishops exactly with the current provisions in the middle of the church in Ephesus. Conditions in the mean not just as a rule to get a job, but for the good in question, namely that they can guide people in the truth. Many people who live not orderly, privileged those established in the law of circumcision, feel more than others so that one likes to live his own. Even if they worship and confess to know God, but because their consciences are unclean, then for them there is nothing that need not be considered sacred, including the running of worship but not for the elders and thus should be bishops, they must have a conscience that considers all the holy scriptures , not to live recklessly. If the leader unclean, how could he be taught the holiness? Likewise in every believer’s personal life, if our hearts are evil, then that comes out of the liver also is purely evil matters. But if our hearts are overwhelmed with the holiness of God, then we also will look at everything God’s way, namely in holiness. Good people good things out of the treasury of good heart, then his behavior is good, because what is excluded people overflowing from his heart (Luke 6:45).
 EVERY TREE OF UNKNOWN FROM THE FRUIT.

 ------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 31 AGUSTUS 2010
your ad here

Monday, August 30, 2010

30 AGUSTUS 2010



Share
Hidup yang terpelihara ( Life maintained)
SENIN, 30 AGUSTUS 2010

TITUS 1:1-4
 Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita” (ayat 1).  Sama seperti surat nya kepada Timotius, surat Paulus kepada Titus juga bersifat sebagai surat penggembalaan. Jika Timotius mengurus jemaat di Efesus, kepada Titus dipercayakan untuk mengatur jemaat di Kreta. Sebagai hamba Allah dan rasul Yesus Kristus, Paulus merasa berkewajiban untuk memeliharakan iman orang-orang pilihan . Surat-surat yang ia kirimkan kepada jemaat-jemaat adalah salah satu upayanya untuk memelihara iman orang-orang pilihan. Dan bukan hanya memeliharakan iman, tapi juga pengetahuan jemaat akan kebenaran juga harus terpelihara dengan baik. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran yang berdasar kan akan pengharapan akan hidup yang kekal seperti yang sudah dijanjikan Allah sebelum permulaan zaman dan yang telah dinyatakan-Nya melalui berita Injil yang diberitakan juga oleh Paulus atas perintah Allah. Sama seperti semua suratnya yang lain, Paulus selalu membuka suratnya dengan salam yang penuh berkat. Salah satu tugas hamba  Tuhan adalah memelihara iman jemaat. Pemeliharaan itu sendiri dapat melalui doa-doanya, melalui ibadah dan penyampaian firman dan juga perhatian dalam berbagai bentuk praktis lainnya. Sementara jemaat sendiri akan benar-benar terpelihara imannya jika ia juga mau hidup dalam penggembalaan. Adalah hal yang aneh bila seorang mau terpelihara imannya tapi ia sendiri tidak mau hidup dengan tertib, tidak loyal terhadap penggembalaan. Jemaat harus menyadari bahwa gembala dalam suatu penggembalaan itu berfungsi seperti salah satu tudung dalam Tabernakel, melindungi dan memelihara iman jemaat. Pemimpin yang tahu fungsinya dan jemaat yang mengerti tanggungjawabnya akan menghasilkan pemeliharaan iman yang optimal (Ibrani 13:17).
KEMBALILAH KEPADA GEMBALA DAN PEMELIHARA JIWAMU.


MONDAY, 30 AUGUST 2010
Titus 1:1-4
From Paul, the servant of God and apostle of Jesus Christ to keep the faith God’s chosen people, and knowledge of the truth as it appears in our worship” (paragraph 1). Just like his letter to Timothy, Paul’s letter to Titus is also a pastoral letter. If you take care of the church in Ephesus, Timothy, to Titus was entrusted to organize the church in Crete. As a servant of God and apostle of Jesus Christ, Paul felt obligated to keep the faith of those options. The letters he sent to the churches is one of its efforts to maintain the faith of those options. And not only kept the faith, but also knowledge of the truth of the church will also be well maintained. Truth is truth which is based on the expectation of life will be eternal as God had promised before the beginning of the era and which had declared him through the Gospel message preached by Paul is also on the orders of God. Just like all the other letters, Paul opened his letter with the greeting is always full of blessings. One task is to maintain the faith of a servant of God congregation. Maintenance itself can through his prayers, through worship and communicating the Word and is also concern in many other practical shape. While the church itself will actually maintained his faith if he also wanted to live in the pastorate. It is a strange thing when a willing maintained his faith but he himself did not want to live with the orderly, not loyal to their grazing. The church must realize that the shepherds in a pastoral one that functions like a veil in the Tabernacle, protect and maintain the faith of the church. Leaders who know the community who understand the function and responsibilities will result in optimal maintenance of the faith (Hebrews 13:17).
Go back to the shepherd and guardian of your souls

 ------------------------------------------------------------------------------------------------
Renungan Harian Edisi Dwi Bahasa ( Daily Bread Bilingual Edition ) By Jeremia Puji Santoso, WSB Editorial Staff
Readmore »» 30 AGUSTUS 2010
your ad here

KHOTBAH ( 29 Agustus 2010 )



Share
Khotbah Mingguan dari WSB 29 Agustus 2010
oleh . Pdt.Otniel Firmanyo Osiyo,B.cm
C. KENAL KUASANYA!KNOWING HIS POWER! 



         C43.  Tantangan kekudusanThe  challenge of holynes

C. Seks

49. Mengapa? Why?

 E. Kejadian 1:27-28, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.

 Seperti dalam perumpamaan membayar pajak, Yesus dengan tegas mengingatkan tentang kewajiban membayar pajak. Hendaklah setiap orang membayar pajak kepada yang berhak, sesuai dengan buatan / gambar pada mata uang. Mata uang buatan dan bergambar kaisar, berikan kepada kaisar (Matius 22:15-22).
Demikianlah, kita adalah buatan Allah, dibuat sesuai dengan gambar atau citra Allah. Sebagai gambar Allah, maka sudah seharusnya seluruh hidup kita diberikan kepada-Nya, tidak terkecuali perihal perkawinan.
 Hendaklah setiap keluarga, suami – isteri, menghormati perkawinan sebab ….

       Perkawinan adalah ide Allah – Marriage is God’s idea

Allah yang pertama kali mempersatukan Adam dan Hawa dalam ikatan perkawinan yang kudus. Perkawinan bukan hal coba-coba, tetapi ada tujuan jelas yang Tuhan kehendaki. Urutannya pun jelas lebih dulu diberkati, lalu berkembang biak (terkait seks), dan kuasai bumi dengan segala isinya.
 Kejadian 3:23-24, “Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. 24Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Sayang, manusia (Adam dan Hawa) tidak dapat menjaga dan mempertahankan kekudusan perkawinannya. Terjadi ….

    Kehancuran nikah – The crushed of marriage

Kehancuran nikah, berawal dari ketidaktaatan mereka terhadap larangan Allah atas buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Buah dari ketidaktaatan itu mereka menjadi telanjang dan akhirnya terusir dari taman Eden.
Hubungan nikah mereka mengalami keretakan, yang berawal dari tidak adanya kejujuran. Mereka saling menuduh / menyalahkan, terlebih Adam sebagai suami yang adalah kepala. Sebagai kepala keluarga, Adam lebih mendengarkan kata isterinya daripada kata Tuhan. Adam juga tidak mau menanggung kesalahan isterinya, sebaliknya yang terjadi ia justru menyalahkan Tuhan. Suatu bentuk tindakan seorang kepala yang tidak bijaksana, tidak menjalankan fungsinya sebagai kepala dengan baik dan benar.
 Jaga kehidupan nikah kita, jangan sampai retak apalagi hancur. Kembangkan sikap saling menghormati dan mengasihi antara suami-isteri. Suami, sebagai kepala keluarga, kebutuhannya adalah dihormati. Jangan lecehkan suami, hormati dan tunduklah. Sebaliknya, isteri sebagai penolong, kebutuhannya adalah dikasihi.

51. Rencananya bergulir His plan is rolling
I Korintus 15:45-49, “Seperti ada tertulis: “Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup”, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. 46Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. 47Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. 48Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. 49Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.

 Walaupun gambar Allah yang pertama lewat Adam dan Hawa telah dirusak oleh dosa, perkawinan yang Allah bangun telah hancur, tapi rencana-Nya terus bergulir. Iblis tidak dapat mengancurkan rencana Allah untuk menghadirkan ….
                    
Yesus, Adam yang akhir – Jesus is the last Adam
Justru peristiwa kehancuran nikah ini menjadi momen untuk terus bergulirnya rencana pemulihan, yang telah direncanakan Allah sejak di kitab Kejadian 3:15, “keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.
Cukup lama rencana pemulihan itu digulirkan, membutuhkan kurun waktu 4000 tahun bagi tergenapinya. Adam yang Akhir dihadirkan untuk meremukkan dosa.

Kelahiran gereja-Nya The birth of His church
 Yohanes 19:34, “tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

 Kisah Para Rasul 2:1-4, “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

 I Yohanes 5:7-8, “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. 8Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.

 Yesus, Adam yang Akhir, sudah hadir mengadakan pemulihan bagi kita semua. Ia bertindak sebagai Kepala atas gereja yang adalah tubuh-Nya (Efesus 1:22-23).
 Pemulihan terjadi melalui kelahiran baru, kelahiran gereja yang ditandai ….
 Tanda: Air; Darah; Roh – Signs: Water; Blood; Spirit

 Tanda kelahiran baru ini sudah tergambar dalam pola kerajaan Allah (Tabernakel):
  • Baptisan darah —– Mezbah Korban Bakaran
  • Baptisan air —– Kolam Pembasuhan
  • Baptisan Roh —– Pintu Kemah
 Air dan darah adalah tanda kelahiran seorang anak manusia, tetapi itu saja belum cukup harus ada suara (menangis), baru dikatakan hidup. Itulah sebabnya di loteng Yerusalem ada suara yang menandai turunnya Roh Kudus, sebagai kelahiran Gereja Mula-Mula. Gereja Tuhan mendapat kuasa ketika Roh Kudus turun (Kisah Para Rasul 1:8).

 Tujuannya The purpose
Efesus 5:25-27, “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Kelahiran baru gereja Tuhan yang ditandai darah, air, dan Roh mempunyai tujuan akhir ….

  Gereja sempurna – The perfect church

Ada tugas dan tanggung jawab besar yang harus kita kerjakan, setelah mengalami pemulihan. Sebagaimana jemaat gereja mula-mula, setelah dipulihkan mereka bertekun dalam Kristus dan kesaksian hidupnya menyebabkan jumlah orang yang bertobat bertambah.
Kisah Para Rasul 2:42 “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”
 Ketekunan hidup mereka juga tergambar dalam pola Tabernakel:
  • Bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan — Meja Roti Sajian
  • Bertekun dalam persekutuan — Pelita Emas
  • Bertekun dalam doa — Mezbah Dupa
 Tujuan akhirnya (goal) adalah KESEMPURNAAN.

 Demikian juga dalam perkawinan, kehidupan perkawinan harus tetap kudus untuk menuju pada kesempurnaan. Sebagaimana Kristus sebagai mempelai Pria adalah sempurna, maka gereja sebagai mempelai wanita-Nya juga harus  sempurna.

52. Puncak pemulihan The top of restoration
Wahyu 19:6-9, “Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. 7Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. 8Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.) 9Lalu ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Katanya lagi kepadaku: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.
Pemulihan telah Tuhan kerjakan lewat tanda darah, air, dan roh dengan tujuan kesempurnaan. Gereja yang sempurna  menyongsong kedatangan Sang Mempelai Pria Surgawi, masuk pada pesta ….

                        Malam perjamuan kawin Anak Domba

 The marriage supper of the Lamb
Sebagaimana layaknya pengantin, kelak kita sebagai mempelai wanita-Nya dikenakan pakaian lenan yang putih bersih, gambaran perbuatan-perbuatan benar menurut Firman Tuhan. Sebelumnya, kita mengenakan kain kesumba / larah,  penuh dengan perbuatan-perbuatan dosa (Yesaya 1:18).
 Berjuanglah terus untuk sampai pada puncak kesempurnaan, pada malam perjamuan kawin Anak Domba yang kudus. Dimulai dari nikah dan diakhiri dengan nilkah pula.

 53. NasihatAdvise
 Ibrani 12:1-2, “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. 2Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Sasaran akhir dari rencana pemulihan Tuhan sudah jelas, yaitu kesempurnaan menuju perkawinan Anak Domba. Untuk sampai pada hal itu bertekunlah dan berjuang terus, tidak bergerak di tempat tetapi ….

           Berlari menuju sasaran – Running to the goal

 Tinggalkan dosa dan beban yang menjerat, yang tidak pernah berhenti mengejar kita. Sejak menjadi milik Kristus, iblis tidak punya kuasa lagi atas kita. Yang bisa dilakukan iblis hanya mencobai kita, itu pun  harus minta ijin Tuhan. Kalau pun Tuhan ijinkan, pasti ada tujuan positif yang Tuhan mau atas hidup kita. Beda halnya dengan godaan, yang datang dari keinginan (hawa nafsu) daging kita sendiri.
Sebagai bukti iman bahwa kita adalah anak Allah, milik Kristus, lakukan perbuatan-perbuatan benar sesuai Firman Tuhan. Pergunaan waktu yang ada, berpacu dengan waktu yang semakin singkat untuk mencapai sasaran yang Tuhan kehendaki, menjadi sama seperti Dia. Amin.
Readmore »» KHOTBAH ( 29 Agustus 2010 )
your ad here